bagaimana dunia terlihat bagi para penderita buta warna

 

Kali ini kita akan membahas “website accessibility” atau  aksesibilitas situs web.

Situs web harus dirancang untuk memastikan bahwa semua orang, termasuk pengguna yang memiliki kesulitan melihat (buta), dan mendengar (tuli) dapat menggunakannya. Dengan demikian, aksesibilitas memungkinkan pengguna dapat mengakses secara visual, auditory maupun melalui vokal. Aksesibilitas merupakan salah satu kriteria kualitas perangkat lunak. Menurut U.S. Department of Health dan Human Services (HHS), aksesibilitas web berhubungan dengan desain antarmuka pengguna seperti penggunaan warna, ketersediaan teks yang setara untuk elemen non-teks, desain form, serta navigasi.

Bagaimana penggunaan warna yang baik pada perancangan web?

Sekitar 8% pria dan sekitar 0,5 % wanita kesulitan membedakan warna. Sebagian besar pengguna yang memiliki kekurangan penglihatan warna mengalami kesulitaan melihat di bagian spektrum warna hijau. Untuk mengakomodasi pengguna yang memiliki buta warna, perancang harus memilih kombinasi warna yang dapat dibedakan oleh pengguna buta warna. Mereka harus memastikan bahwa kontras terang antara warna latar depan dan latar belakang tinggi dan meningkatkan kontras terang antara warna di kedua ujung spektrum (misalnya merah dan biru). Sebelum launching web, sebaiknya gunakan tools untuk melihat halaman web jika dilihat oleh pengguna buta warna.

Tips merancang web dengan aksesibilitas yang baik bagi pengguna normal dan buta warna.
  1. Jangan menggunakan warna sebagai satu-satunya indikator, selain warna, gunakan pula simbol! Facebook merupakan salah satu contoh website dengan desain yang menggunakan prinsip warna dan simbol sebagai indikator. Saat terjadi kesalahan input data, para pengguna buta warna mungkin tidak terlalu melihat “red error message”, tapi dengan adanya keterangan disamping textbox, siapapun pasti memahami letak kesalahan tersebut.                                                                               
  2. Batasi penggunaan warna pada palet, semakin sedikit pilihan warna, semakin sedikit pula kebingungan yang ditimbulkan.
  3. Gunakan pattern dan teksture untuk menajamkan perbedaan.
  4. Hindari kombinasi warna buruk yang menjadi mimpi buruk pengguna buta warna, seperti hijau dan merah, hijau dan coklat, biru dan ungu, biru dan hijau.

Demikian ulasan tentang aksesibilitas web, ditinjau dari penggunaan warna. Sekian dulu ya….

 

Purwokerto, 30 September 2019

Apa berbedaan UI, UX dan Usability?

.

Ketiga istilah ini seringkali digunakan para pengembang dan desainer perangkat lunak, tapi, apakah kalian tahu bedanya? Untuk memudahkan pemahaman mengenai ketiga istilah tersebut, mari kita lihat gambar berikut.

.

Saat mendesain sebuah tampilan antarmuka sebuah “button submit” pada aplikasi atau website, para desainer UI memikirkan desain tombol tersebut. Bagaimana bentuknya? Segiempat atau oval? Apa warnanya? Putih atau hitam? Bagaimana tombol bekerja? Pada dasarnya UI adalah titik interaksi antara manusia dan aplikasi. Desain tombol, kolom entri, dan tata letak aplikasi atau situs web adalah tempat pengguna berinteraksi dengan sistem. Jadi singkatnya desain UI adalah desain titik interaksi di mana pengguna dapat berinteraksi dengan sistem.

.

Para desainer UX lebih memikirkan bagaimana sebuah “button” dapat bekerja dengan baik. Apakah tombol “cancel” sebaiknya dibuat dengan sebuah link tulisan saja? Ataukah dibuat sama bentuknya dengan tombol “submit”? UX adalah pengalaman keseluruhan pengguna akhir agar aplikasi dapat bekerja lebih baik lagi.

.

Usability merupakan bagian dari UX. Usability adalah persepsi pengguna akhir tentang bagaimana orang itu dapat secara efektif, efisien dan puas dalam menyelesaikan tugas saat menggunakan aplikasi.

Nah, sekarang bisa kan membedakan antara UI, UX dan Usability?

*UI = User Interface (Antarmuka Pengguna)

*UX = User Experience (Pengalaman Pengguna)

*Usability = Kegunaan

Purwokerto, 29 September 2019