“Prof. Pitoyo Hartono, saat mengisi pelatihan jurnal internasional”
Langkahnya gusar, mondar-mandir diatas podium, jari-jarinya menutupi sebagian mulutnya. Dia sedang mengingat sesuatu. Sebuah skandal akademik yang berdampak luar biasa pada dunia riset di Jepang. Prof. Pitoyo, seorang profesor dari Chukyo University, nampak serius saat menceritakan kisah koleganya. Adalah Haruka Obokata, seorang wanita muda, cantik, berprestasi, cerdas, mendadak menjadi puja puji media Jepang. Konon, rekan kerja beliau dari Waseda University ini (Prof. Pitoyo dulunya ber-homebase di sana) memiliki sebuah paper di jurnal ternama Nature dan Cell mengenai penemuan barunya mengenai sel induk. Namun, apa daya, ternyata seluruh penelitian yang tertuang dalam jurnal tersebut hanyalah kebohongan semata. Seketika popularitas Obokata menurun, dia tidak dapat mereproduksi hasil temuannya. Tindakan manipulatif ini kemudian berdampak sangat besar, terutama pada kematian sensei nya, Yoshiki Sasai, yang meninggal bunuh diri. Sasai malu dan merasa bertanggung jawab, terlebih dia adalah co-author pada paper tersebut. Sad ending ya…..
Beberapa hal yang bisa diambil hikmah dari cerita tersebut adalah
1. Semua peneliti harus skeptis pada sesuatu, bahkan pada diri sendiri, tidak boleh langsung percaya sebelum diketahui kebenarannya.
2. Puja puji mungkin terdengar menyenangkan, tapi itu berbahaya. Larut dalam pujian akan membuat orang menghalalkan segala cara, untuk tetap terus menjadi “bintang”.
3. Berbohong, manipulatif, atau pun cara-cara negatif yang digunakan untuk kemenangan, akan segera ketahuan, dan itu merupakan cara terbaik untuk mengakhiri karir.
Semoga kita dihindarkan dari hal2 yang demikian. Amiiin
Purwokerto, 1 April 2019