—Siapa sangka, kejadian kriminal macam judi, menjadi inspirasi dalam penemuan teori peluang?

Kata pepatah : “sebaik-baik perjalanan, adalah jika kita dapat mengambil hikmahnya”

Nah, hikmah dari perjudian  adalah melahirkan teori peluang. (saya lagi mikir keras kalau hikmah dari korupsi apa ya? kayaknya mungkin adalah lahirnya teori menghilang *dari kejaran KPK   😀 )

Awalnya dilakukan oleh matematikawan dan fisikawan Itali yang bernama Girolamo Cardano (1501-1576). Cardano lahir pada tanggal 24 September 1501.

—Cardano merupakan seorang penjudi pada waktu itu. Walaupun judi berpengaruh buruk terhadap keluarganya, namun judi juga memacunya untuk mempelajari peluang.

—Dalam bukunya yang berjudul Liber de Ludo Aleae (Book on Games of Changes) pada tahun 1565,  Cardano banyak membahas konsep dasar dari peluang yang berisi tentang masalah perjudian.

—Sayangnya tidak pernah dipublikasikan sampai 1663. Girolamo merupakan salah seorang dari bapak probability.

—Pada tahun 1654, seorang penjudi lainnya yang bernama Chevalier de Mere menemukan sistem perjudian.

—Ketika Chevalier kalah dalam berjudi dia meminta temannya Blaise Pascal (1623-1662) untuk menganalisis sistim perjudiannya.

—Pascal menemukan bahwa sistem yang dipunyai oleh Chevalier akan mengakibatkan peluang dia kalah 51 %.

—Pascal kemudian menjadi tertarik dengan peluang, dan mulailah dia mempelajari masalah perjudian.

Dia mendiskusikannya dengan matematikawan terkenal yang lain yaitu Pierre de Fermat (1601-1665). Mereka berdiskusi pada tahun 1654 antara bulan Juni dan Oktober melalui 7 buah surat yang ditulis oleh Blaise Pascal dan Pierre de Fermat yang membentuk asal kejadian dari konsep peluang.

*dari berbagai sumber di internet, nah, kalau mau download file presentasi saya ttg peluang silakan klik disini ya….

HCI adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari perancangan, implementasi dan evaluasi sistem komputasi interaktif dan berbagai aspek terkait. (Hewett, 1992, 1996).

Pada perspektif ilmu komputer, fokus HCI ada pada interaksi, khususnya interaksi antara satu atau lebih manusia pengguna komputer dengan satu atau lebih mesin komputasi (komputer).

Usability dan user experience

Tujuan utama usability adalah untuk memenuhi kriteria khusus dari kebergunaan (misalnya efisiensi).

Tujuan utama user experience adalah lebih ke arah peningkatan kualitas pengalaman pengguna, misalnya tampilan yang secara estetika menyenangkan.

Kesalahan klasik dalam merancang sistem :

  1. Kesalahan asumsi pada rancangannya,
  2. Pilihan-pilihan yang tidak secara tegas ditentukan,
  3. Pembuatan fitur-fitur yang tidak memadai.

Kesalahan umum yang dilakukan perancang sistem :

  1. Perancangan yang didasarkan pada common sense
  2. Anggapan bahwa perilaku seseorang telah mewakili suatu kelompok dimana dia berada
  3. Keinginan atasan yag harus dilakukan
  4. Kebiasaan dan atau tradisi lama
  5. Anggapan implisit yang tidak sesuai / tidak didukung
  6. Keputusan perancangan awal yang tidak didukung
  7. Penundaan evaluasi sampai ada waktu luang
  8. Evaluasi formal yang menggunakan kelompok subyej yang tidak sesuai
  9. Eksperimen yang tidka dapat dianalisis

Kepuasan berinteraksi (Shneiderman, 1998) :

  1. Konsistensi
  2. Fasilitas kunci cepat
  3. Umpan balik yang informatif
  4. Rancangan dialog yang mengarah ke penutupan (closure)
  5. Pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan
  6. Pembalikan tindakan yang mudah
  7. Dukungan pada locus of control internal
  8. Penggunaan beban memori jangka pendek

Definisi kebergunaan / usability :

Derajat kemampuan sebuah perangkat lunak untuk membantu penggunanya menyelesaikan sebuah tugas.

Dix, et. Al (2004) keberhasilan sebuah sistem untuk membantu penggunanya menyelesaikan suatu tugas ditentukan oleh kombinasi tiga kata “guna” yang kesemuanya harus benar :

  1. Berguna (useful)
  2. Dapat digunakan (usable)
  3. Digunakan (used)

Nielsen, (2003) lima buah komponen kualitas untuk menentukan kebergunaan sebuah sistem :

  1. Kemampuan untuk dipelajari (learnability)
  2. Efisiensi
  3. Mudah diingat
  4. Kesalahan dan keamanan
  5. Kepuasan

Nah, sekian dulu rangkuman tentang perbedaan usability dan user experience, lain waktu disambung lagi ya

pilates equipment

peralatan senam pilates

pada awalnya, saya sering merasa sakit di bagian lutut dan tumit kaki ketika saya hendak bangkit dari tidur. sakit di lutut saya, kemungkinan besar karena tubuh saya yang sudah over weight –>  kata dokter kala itu. dengan tinggi badan 150, dan berat badan 69, tentu kondisi tubuh saya tidak ideal.

beberapa kali saya search tentang olahraga yang cukup aman, bagi saya yang seumur hidup jarang melakukannya, maka, sampailah saya pada olahraga pilates. merupakan cabang dari senam, tapi bukan seperti senam aerobic yang jingkrak jingkrak dan high impact, pilates memerlukan konsentrasi tinggi dan low impact, meskipun hasil akhirnya sama : pegal2 dan capek pada awalnya. oleh karena itu saya sebut olahraga ini lebih “manusiawi” buat saya…., wkwkwkwkwk. tapi setelah beberapa waktu, tubuh akan menyesuaikan diri, dan badan terasa lebih ringan, lutut dan tumit kaki tidak sakit lagi saat harus menapakkan kaki pertama kali setelah bangun tidur.

beberapa bulan saya mengikuti senam ini dengan rutin, hasilnya saya telah berhasil menurunkan berat badan sebanyak 7 kilo, dan sekarang, timbangan saya sudah mencapai angka 60. hmmmm (*sudah 9 kilo turunnya selama hampir 9 bulan). mungkin akan lebih cepat langsing lagi, kalau ditambah latihan kardio seperti lari atau fitnes –> saya belum coba, karena saya gak punya banyak waktu.

pilates 2 pilates 3 pilates 4

gerakan pilates

tidak ada yang instan! itu yang saya yakini sejak dulu. jika ingin tubuh yang sehat dan langsing, tidak cukup hanya dengan mengurangi makanan, atau hanya mengandalkan ramuan herbal yang mahal harganya. masih ingat budi klantink yang meninggal akibat terlalu banyak mengkonsumsi obat pelangsing? so, hasil dari jamu dan obat pelangsing itu tidak akan berdampak baik, karena semua didapat secara instan! turun berat secara perlahan, jangan sampai drastis, karena pasti menimbulkan efek yang tidak baik jika turun terlalu banyak dalam waktu singkat. kesabaran adalah kunci utamanya!

jadi, kembali pada pilates, pilihan tepat untuk saya, yang sudah berumur 30 an, dengan kondisi fisik tak lagi prima seperti jaman muda dulu…. 😀 . olahraga ini konon merupakan pesaing dari yoga. saya sendiri belum pernah mencoba yoga, tapi yang saya dengar sih mirip. latihan pilates banyak menggunakan bantuan alat seperti bola, barbel, tali, dst. gerakannya cukup mudah diikuti oleh pemula, dan jika tidak kuat nafas, bisa berhenti dulu sejenak. jangan terlalu dipaksakan. nanti lama2 juga akan terbiasa…

jadi, marilah kita olahraga, biar sehat dan tetap semangat!