tanggal 27 dan 28 Mei 2016 yang lalu, saya berkesempatan untuk menghadiri seminar nasional telekomunikasi dan informatika (selisik) di universitas pasundan, bandung. di dalam seminar tersebut, hadir pembicara utamanya Dr. Agung Harsoyo, dosen ITB (*beliau adalah pembibing tesis saya) yang membahas tentang security IT, dan direktur XL Axiata, Ibu Dian Siswarini. menurut para keynote speaker, operator telekomunikasi sering jadi kambing hitam para korban kejahatan IT, padahal, operator tidak pernah membocorkan data rahasia pelanggan. akan tetapi, kejahatan IT yang paling susah di tebak dan tidak disangka yang pernah terjadi justru muncul dari dalam. ancaman itu lahir dari karyawan yang kurang puas, sehingga oknum2 karyawan yang “nakal” justru membobol server sendiri, atau menanam virus berbahaya, yang akan aktif beberapa tahun setelah mereka resign. pengalaman yang nyesek ya sodara-sodara……
btw, sebagai pemakalah, saya pun ada gilirannya memaparkan ide-ide dan gagasan saya. bersama partner penelitian saya, bapak ridwan pandiya a.k.a ripan, kami membuat sebuah paper mengenai strategi dalam mencapai ranking webometrics berdasarkan perspektif cost.
berikut ini abstrak dari makalah kami,
Setiap perguruan tinggi, memiliki keinginan untuk menjadi World Class University. Salah Satu cara yang digunakan untuk menilai kualitas sebuah universitas adalah dengan melakukan pengukuran aktifitas civitas akademika di dunia maya, melalui domain web universitas yang disebut webometrics. Dalam rangka meningkatkan kinerja web universitas untuk mendukung terciptanya World Class University, maka diperlukan langkah-langkah optimasi pencapaian ranking webometrics. Langkah tersebut antara lain dengan menggunakan perhitungan dan pembobotan berdasarkan 4 faktor utama yaitu Visibility (V), Size (S), Rich Files (R) dan Scholar (Sc) berdasarkan kemampuan financial (perspektif cost) perguruan tinggi. Metode analisis dan sintesis yang digunakan untuk membantu proses pengambilan keputusan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan pendekatan Logaritmic Fuzzy Preference (LFPP). Metode LFPP ini melibatkan fungsi logaritma asli untuk memperbaiki kekurangan metode FPP. Pembobotan dilakukan dengan melibatkan pakar dan akademisi untuk menentukan tingkat kepentingan berdasarkan cost (biaya) yang dikeluarkan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain, sampai pada sub kriteria terhadap sub kriteria yang lain. Penilaian tersebut kemudian dibuat ke dalam skala angka (biasanya skala 1 sampai 9), dan dibuat matriks perbandingan berdasarkan hirarki yang telah dibangun sesuai dengan persoalan yang akan diselesaikan, dan sesuai dengan perhitungan bobot prioritas. Dari hasil perhitungan, didapatkan ranking tertinggi yang direkomendasikan dalam menentukan langkah strategis pencapaian ranking webometrics adalah faktor pemantauan ranking dari situs ahrefs(C332), penambahan jumlah link dari website lain (C321), penambahan jumlah halaman pada domain (C111), mengunggah materi pembelajaran dalam bentuk file pdf (C223) dan pemantauan ranking dari situs Majesticseo (C331).
kesimpulannya :
berdasarkan hasil pemeringkatan bobot sub kriteria pada perspektif cost, didapatkan rekomendasi sebagai berikut.
- Pemantauan ranking web universitas dilakukan dengan cara memantau situs ahrefs.com, dari segi cost, situs tersebut menyediakan akses gratis bagi pengguna.
- Jumlah link unik yang merujuk pada web universitas, dapat dilakukan dengan memanfaatkan resource siswa PKL atau mahasiswa magang, untuk menekan biaya.
- Menambahkan jumlah halaman web, dapat dilakukan sendiri oleh unit atau bagian sisfo, sehingga menghemat biaya yang dikeluarkan.
- Untuk menambah rich files, setiap dosen diwajibkan mengunggah materi ajar ke blog masing-masing dengan ekstensi .pdf. Hal ini dirasa cukup murah, karena dapat dilakukan sendiri oleh dosen yang bersangkutan.
- Selain menggunakan ahrefs.com, pemantauan ranking webometrics dapat dilakukan secara periodik melalui situs majesticseo.com secara gratis.
nah, setelah mendapatkan beberapa masukan dari peneliti yang lain, seperti kenapa sih kok pake ahrefs itu murah, saya bilang ya karena gratis alias gretongan. cuma, untuk mendapatkan fitur2 yang lebih lengkap, kita harus langganan, dan langganan itu murah, kalo akunnya bisa dipake bersama dengan perguruan tinggi yang lain. dalam hal ini tel u dan akatel kita gandeng bersama, dan langganannya dibiayai oleh yayasan, murah kan? 😀
akhirnya, sebagai bentuk bukti fisik, bahwa saya benar2 ke bandung waktu itu, ini saya lampirkan foto2 saya….. *narsis dikit lah yaw
ini pak agung harsoyo…. 😀
muka ngantuk, mata panda, seperti biasa
all participants