Pernahkah anda kesal pada ibu-ibu macam saya, yang naik motor matic, beloknya ke kiri, tapi lampu sein nya ke kanan? sampe-sampe supir truk berdoa supaya gak ketemu sama makhluk jenis emak-emak macem saya đ
Nah, udah lama sebenernya saya mau bahas ini, tapi baru sempet nulis ini sekarang. Jadi gini ya sodara-sodara, sebetulnya bukan kesalahan si emak-emak ini kalo saya rasa (ciyeeee gak terima…, tapi kesalahan desain dashboard pada sepeda motor matic yang beredar di Indonesia ini). Serius!, gak bercanda saya, sebagai seseorang dosen yang ingin menggeluti tentang user experience, saya menduga, kesalahan terbesarnya bukan mereka. Mari kita lihat berbagai jenis dashboard motor matic berikut ini.
Dashboard motor suzuki nex (*kayak punya saya)
Dashobard motor honda scoopy
Dashboard motor yamaha mio
Perhatikan pada indikator lampu sein yang saya lingkari! tau apa artinya? yap! lampu sein yang idealnya ada dua, kanan dan kiri, hanya memiliki satu indikator saja! jadi jelas kan, pengguna sebenarnya tidak dapat melihat dengan baik, apakah dia sedang memutar tombol ke kanan atau ke kiri, bisa saja, karena asyik berkendara, mereka lupa telah menyalakan sein kiri, dan menganggap telah menyalakan sein, tapi tau-tau beloknya ke kanan. kesalahan simple yang FATAL akibatnya!
Ada satu motor matic keluaran honda, yaitu honda vario, lebih cerdas kayaknya, demi sebuah kenyamanan dan keamanan, mereka mendesain dashboard motornya seperti ini :
Yuhuuuuuu, tepuk tangan buat honda vario!
BTW, motor-motor selain matic keluaran bbrp tahun terakhir, ternyata desain dashboardnya juga sama seperti motor matic diatas, indikator lampu sein nya cuma satu, contohnya suzuki titan punya adek saya (thn 2012). Mudah-mudahan ke depan, jangan ada meme bapak-bapak yang kaya emak-emak tadi ya! đ
So, salah gue? salah temen-temen gue? ya, jangan lalu nuduh trus nyalahin pengguna motor ya, soalnya, pengguna motor matic emang kebanyakan ibu-ibu. coba tuh pabrik motor agak-agak mikir dikit tentang desain yang ergonomis dan desain yang dapat meningkatkan user experience, juga memperhatikan usability desain nya, pasti gak bakalan ada kejadian kayak begini. Jadi, bukan karena saya ingin membela kaum ibu-ibu ya, tapi, yuk bikin sesuatu dengan mulai memikirkan dari sisi penggunanya!
Purwokerto, 17 Juli 2016